Saya mengenal seorang ibu berusia 60 tahun, kolonel angkatan udara yang baru saja pensiun. Di masa mudanya, beliau termasuk seorang atlet panah nasional yang aktif. Suatu saat beliau tiba-tiba terjatuh karena tersandung salah satu kakinya sendiri, kemudian mengalami patah di bagian leher tulang pahanya. Akhirnya setelah menjalani operasi, ibu tersebut berjalan dengan bantuan tongkat hingga saat ini.
Cerita yang saya sampaikan tadi merupakan kisah nyata. Bagi kita mungkin sangat mengherankan mengapa hal ini dapat dengan mudah dialami oleh seorang wanita karir dan juga atlit yang aktif. Ternyata setelah dievaluasi, ibu tersebut mengalami osteoporosis sehingga membuatnya rentan terjadi patah tulang.
Tentang osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang sehingga menjadi rapuh dan mudah patah. Jika anda mengalami osteoporosis, anda akan mengalami risiko terjadinya patah tulang, terutama dibagian pinggul, tulang belakang dan pergelangan tangan.Osteoporosis sering terjadi pada wanita usia lanjut. Namun sesungguhnya proses osteoporosis dimulai sejak usia muda. Massa pertumbuhan tulang sampai dengan usia 25 tahun sangat menentukan kekuatan tulang hingga seumur hidupnya. Konsumsi kalsium yang tepat pada masa muda akan sangat penting untuk pertumbuhan tulang.
Menurut WHO, osteoporosis di Amerika dialami oleh wanita yang sudah menopause. Angka kejadian pada kelompok ini adalah 14% pada wanita paska menopause berusia 50-59 tahun, 22% pada usia 60-69 tahun, 39% pada usia 70-79 tahun dan 70% di atas 80 tahun. Semua ras dapat mengalami osteoporosis. Orang kulit putih dan ras asia lebih sering mengalami risiko ini. Menurut data Departemen Kesehatan 2007, angka osteopenia (awal osteoporosis) di Indonesia sudah mencapai 40%.
Osteoporosis pada umumnya tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun. Seseorang baru mengetahuinya setelah mengalami trauma ringan kemudian mengalami patah tulang. Hal ini tentu saja tidak berlaku pada seseorang yang memiliki tulang yang tidak keropos.
Risiko osteoporosis
Beberapa faktor dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis yaitu:- Kerangka tulang kecil
- Riwayat keluarga dengan patah tulang saat dewasa, patah tulang atau tubuh yang bungkuk pada anggota keluarga
- Kekurangan hormon estrogen pada wanita yang menopause sebelum berusia 45 tahun
- Haid tidak teratur
- Berusia lanjut
- Diet rendah kalsium
- Tidak aktif atau sedikit berolah raga
- Perokok
- Peminum alkohol
- Riwayat menggunakan jangka panjang obat glukokortikoid, obat antiinflamasi untuk pengobatan asma, arthritis, kanker, kelebihan hormon tiroid dan beberapa obat kejang
Bagaimana osteoporosis mempengaruhi hidup anda?
Akibat yang sangat fatal dari osteoporosis adalah patah tulang terutama tulang pinggul sebagai penyangga. Kebanyakan orang yang mengalami patah tulang pinggul kemudian tidak dapat merawat dirinya sendiri. Osteoporosis juga dapat menimbulkan efek serius apabila menyebabkan patah tulang belakang atau tulang penyangga lainnya. Patah tulang juga dapat menimbulkan rasa nyeri dan kecemasan.Akibat lain osteoporosis yaitu membuat punggung menjadi bungkuk sehingga tubuh seseorang menjadi lebih pendek. Hal ini tidak hanya mengubah penampilan, tetapi juga perasaan minder pada diri seseorang.
Jika anda mempunyai risiko osteoporosis, segera lakukan evaluasi massa tulang anda dan berkonsultasilah dengan dokter untuk membuat program penatalaksanaan untuk risiko patah tulang di masa mendatang. Dalam hal osteoporosis, mencegah adalah jauh lebih nyaman daripada berobat.
0 comments:
Post a Comment